“Wah, sudah kelihatan gendutan ya, Moms?” “Kok perutnya masih kecil aja, hamil berapa bulan?” “Makan yang banyak dong, kasian dedeknya di dalam kelaparan.”
Kalimat-kalimat seperti ini rasanya akrab sekali ya di telinga ibu hamil. Entah dari keluarga dekat, teman, rekan kerja, atau bahkan orang yang baru dikenal di antrean kasir. Niatnya mungkin baik, ingin menunjukkan perhatian. Tapi seringkali, komentar tentang perubahan bentuk tubuh saat hamil justru jatuh menjadi body shaming yang menyakitkan dan membuat insecure.
Padahal, menjadi seorang ibu hamil sudah merupakan perjalanan yang penuh tantangan. Ada perubahan hormon yang bikin mood swing, mual di pagi hari, hingga badan yang rasanya pegal linu. Ditambah lagi dengan rentetan komentar yang seolah-olah menghakimi, tentu bisa membuat beban mental semakin berat. Jika Moms sedang mengalaminya, tarik napas dulu. Moms tidak sendirian, dan perasaan Moms valid.
Yuk, kita bahas bersama cara cerdas dan elegan untuk menyikapi setiap komentar negatif tentang bentuk tubuh, karena menjaga kesehatan mental ibu hamil itu sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Kenapa Sih Orang Suka Banget Mengomentari Perut Ibu Hamil?
Sebelum kita siapkan “amunisi” jawaban, ada baiknya kita sedikit memahami kenapa orang suka mengomentari perut ibu hamil. Terkadang, ini adalah bentuk antusiasme dan cara canggung mereka untuk ikut merasakan kebahagiaan Moms. Di budaya kita yang komunal, kehamilan sering dianggap sebagai “milik bersama”, sehingga banyak yang merasa berhak untuk memberi nasihat atau sekadar berkomentar.
Namun, tidak sedikit juga yang berkomentar karena kurangnya pemahaman. Mereka mungkin membandingkan kehamilan Moms dengan pengalaman pribadi atau orang lain, tanpa menyadari bahwa setiap kehamilan itu unik. Ukuran perut, kenaikan berat badan, dan bentuk tubuh setiap ibu hamil sangat bervariasi, tergantung pada faktor genetik, postur tubuh sebelum hamil, hingga posisi bayi di dalam rahim. Memahami ini bisa sedikit membantu kita untuk tidak langsung memasukkan setiap ucapan ke dalam hati.
Strategi Cerdas dan Berkelas Menghadapi Komentar Negatif
Merasa kesal atau sedih itu wajar, tapi jangan biarkan komentar mereka merusak kebahagiaan Moms. Berikut adalah beberapa cara menyikapi komentar negatif tentang bentuk tubuh ibu hamil yang bisa dicoba.
Ingat, Ini Tubuhmu, Perjalananmu yang Hebat
Ini adalah hal paling fundamental yang harus Moms tanamkan dalam pikiran. Tubuh Moms sedang melakukan pekerjaan yang luar biasa: menumbuhkan kehidupan. Setiap stretch mark yang muncul, setiap kilogram yang bertambah, adalah bukti dari perjuangan dan cinta. Fokuslah pada fakta bahwa tubuhmu kuat dan luar biasa. Saat ada yang berkomentar, ingatkan diri sendiri, “Tubuhku sehat, bayiku sehat menurut dokter, dan hanya itu yang terpenting.” Ini adalah langkah pertama untuk membangun percaya diri saat hamil.
Siapkan ‘Amunisi’ Jawaban Cerdas (dan Santai)
Tidak semua komentar harus didiamkan. Menyiapkan beberapa respons bisa sangat membantu Moms merasa lebih siap dan berdaya. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan kepribadian Moms dan situasi yang dihadapi.
Ini beberapa jawaban cerdas untuk komentar body shaming saat hamil:
- Untuk komentar “Kok perutnya kecil?”: “Iya nih, setiap kehamilan kan beda-beda. Yang penting kata dokter si Kecil sehat dan ukurannya pas, hehe.” (Singkat, informatif, dan mengalihkan ke opini ahli).
- Untuk komentar “Wah, gede banget perutnya/gendutan ya?”: “Alhamdulillah, berarti nutrisinya cukup buat kami berdua. Terima kasih perhatiannya.” (Mengubah komentar negatif menjadi sesuatu yang positif).
- Jawaban sedikit ‘menusuk’ tapi sopan: “Terima kasih sudah memperhatikan. Tapi aku lebih nyaman kalau kita ngobrolin hal lain selain bentuk tubuhku.” (Menetapkan batasan dengan tegas tapi tetap elegan).
- Jawaban humoris: “Iya nih, lagi ‘membangun’ manusia, proyek besar! Jadi mohon maklum kalau lagi melebar ke samping, hehe.” (Menghadapi dengan humor bisa meredakan ketegangan).
Terapkan Teknik ‘Senyum, Angguk, dan Lupakan’
Terkadang, respons terbaik adalah tidak merespons sama sekali. Untuk komentar dari orang yang tidak terlalu dekat atau yang Moms tahu tidak akan berubah, berikan senyum tipis, anggukan singkat, lalu segera alihkan pembicaraan atau pergi. Energi Moms terlalu berharga untuk dihabiskan meladeni setiap orang. Simpan energi itu untuk hal-hal yang lebih penting, seperti memilih nama bayi atau mempersiapkan kamar si Kecil.
Cari Dukungan dari Lingkaran Terpercaya
Merasa frustasi dikomentari fisik saat hamil itu nyata. Jangan memendamnya sendirian. Ceritakan perasaan Moms kepada orang yang paling Moms percaya, terutama pasangan. Mendapatkan validasi dan dukungan suami saat istri di-body shaming bisa menjadi penguat yang luar biasa. Suami bisa membantu menjadi ‘tameng’ atau sekadar mengingatkan betapa cantiknya Moms di matanya. Selain itu, berbagi cerita dengan sesama ibu hamil juga bisa sangat melegakan karena mereka paling mengerti apa yang Moms rasakan.
Fokus pada Kesehatan, Bukan Timbangan atau Meteran
Cara paling ampuh untuk mengatasi insecure karena perubahan bentuk tubuh saat hamil adalah dengan mengalihkan fokus dari penampilan ke kesehatan. Apakah Moms makan makanan bergizi? Apakah Moms cukup istirahat? Apakah Moms mengikuti anjuran dokter? Itulah yang sebenarnya penting. Abaikan angka di timbangan jika itu membuat stres. Percayakan pemantauan berat badan dan ukuran janin kepada dokter atau bidan. Selama mereka bilang semua baik-baik saja, maka komentar orang lain hanyalah angin lalu.
Pada akhirnya, perjalanan kehamilan ini adalah milik Moms. Rayakan setiap perubahannya, hargai kerja keras tubuh Moms, dan kelilingi diri dengan orang-orang yang memberikan dukungan positif. Moms cantik, kuat, dan sedang berada dalam fase paling ajaib dalam hidup. Jangan biarkan komentar sesaat merenggut kebahagiaan itu.
Leave a Reply